Rabu, 25 Februari 2015

Asal - Usul Fashion




Asal - usul
Publik Jepang mulai mengetahui keberadaan Lolita fashion setelah diputarnya film Kamikaze Girls (Shimotsuma Monogatari) pada tahun 2004.[9] Pemakai busana Lolita meningkat dengan drastis pada dekade 2000-an di kota-kota besar Jepang seperti Tokyo dan Osaka sebagai salah satu bentuk busana jalanan (street fashion).[10] Satu ciri khas Lolita fashion adalah rok menggembung yang amat indah. Penampilan busana Lolita fashion yang amat mencolok dan berlebih-lebihan ini menempatkan busana Lolita pada kedudukan istimewa tersendiri di antara busana jalanan lainnya di Jepang.


Lolita fashion berasal dari mode gaun era Barok, Rokoko, dan Victoria bercampur citra putri raja dari buku cerita dongeng yang dibaca anak gadis ketika mereka masih kecil. Menurut buku Lolita Ishō Dōraku (Ketamakan Kostum Lolita), "Budaya dan agama di Jepang begitu berbeda dari budaya dan agama Eropa-Amerika, sehingga orang Jepang mencampuradukkan mode busana dunia nyata dengan busana dunia fiksi yang melahirkan gaya orisinal fashion Lolita." Didasarkan pada warna putih dan merah jambu, potongan baju Lolita seperti potongan baju anak orok, ditambah pemakaian kerut (frill) dan renda secara berlebih-lebihan seperti putri raja dan gadis aristokrat dari era feodalisme Eropa.[1][2]

Meski ada kecenderungan mode pakaian wanita mengikuti penilaian pria yang suka atau tidak suka terhadap mode pakaian tersebut, gadis pemakai busana mode Lolita hanya mau memakai baju yang mereka senangi. Mereka tidak peduli dengan penilaian orang lain, apalagi tren busana mutakhir. Kendati pada dekade 2000-an, Lolita fashion bukanlah sesuatu yang trendi, pada awal dekade 2010-an mulai banyak merek-merek busana yang menjual busana Lolita, dan tersedia banyak pilihan model busana Lolita. Walaupun setiap merek busana Lolita memiliki ciri khas tersendiri, secara keseluruhan mereka melahirkan sebuah "corak mode" (style) yang umum.[11] Beberapa unsur busana Lolita juga telah diserap ke dalam tren busana mutakhir oleh merek-merek busana non-Lolita.

Di dalam buku Lolita Ishō Dōraku diperkenalkan lini busana kasual dari merek-merek busana Lolita, pakaian rumah (pakaian dalam dan pakaian tidur) yang disenangi penggemar busana Lolita.[12][13] Ada pula lini busana kasual yang diproduksi oleh merek-merek busana Lolita.[14]

Istilah Lolita dalam Lolita fashion diambil dari nama karakter dalam novel Lolita karya Vladimir Nabokov. Novel ini terkenal karena subjeknya yang kontroversial. Protagonis adalah seorang pria setengah baya dosen sastra sekaligus hebefilia bernama Humbert Humbert yang terobsesi oleh gadis berusia 12 tahun bernama Dolores Haze. Setelah menjadi ayah tirinya, Humbert terlibat secara seksual dengan Dolores. "Lolita" adalah panggilan kesayangan untuk Dolores. Dari novel ini juga tercipta istilah Lolita complex yang berarti pria yang memiliki perasaan khusus terhadap gadis muda berusia 10-15 tahun.[15][16]

Deskripsi oleh Nabokov sangat mendetail, Lolita adalah gadis berusia 12 tahun dengan penampilan, cara berbicara, dan perilaku bagaikan seorang gadis nakal. Di mata Nabokov, Lolita adalah seorang nymphet, gadis muda yang genit dan suka main cinta. Definisi Lolita di Jepang hampir-hampir bertolak belakang dengan deskripsi Nabokov. Di Jepang, Lolita berarti anak perempuan yang masih murni dari seks, atau wanita yang sebetulnya sudah dewasa, namun berparas kekanak-kanakan dan berperilaku seperti anak-anak.[16] Novala Takemoto berpendapat perlunya pembedaan antara Lolita versi Nabokov dan pengertian Lolita versi Jepang. Menurutnya, pengertian Lolita versi Jepang lah yang dipakai dalam konteks Lolita fashion.[16].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar